Mengenal Yeti, Mahkluk Misterius Di Pegunungan Himalaya

Ilustrasi Yeti (iStock)

Kathmandu - Di balik Pegunungan Himalaya, tersembunyi kisah perihal Yeti, makhluk misterius menyerupai monyet raksasa yang berjalan dengan 2 kaki. Makhluk ini apakah sungguh ada?

Cerita soal Yeti sudah demikian masyhur di kalangan traveler semenjak berpuluh-puluh tahun silam. Ada yang meyakini eksistensi makhluk ini nyata, namun ada pula yang menyebut itu hanya dongeng pengantar tidur saja.

Dilansir detikcom dari BBC dan juga sumber lainnya, Selasa (30/4/2019), Yeti digambarkan mempunyai tubuh besar, menyerupai raksasa, bertaring dan berbulu putih lebat. Konon, bentuk badannya menyerupai perpaduan antara insan dan kera.

Yeti sudah menyerupai jadi legenda yang diceritakan dari verbal ke verbal para pendaki yang hendak menaklukkan Pegunungan Himalaya. Para Sherpa, alias penduduk setempat yang berprofesi sebagai porter bagi para pendaki pun sudah mengenal Yeti dari dongeng turun temurun para leluhurnya.

BACA JUGA: Viral! Tentara India Klaim Temukan Jejak Kaki Yeti

Bagi para Sherpa, Yeti diyakini sebagai sosok buas yang tinggal di daerah puncak Pegunungan Himalaya. Mereka tidak dekat dengan manusia. Yeti dan insan diceritakan saling membunuh berabad-abad silam.

Itu juga yang menciptakan para Sherpa tidak berani berjalan sendirian di Pegunungan Himalaya. Mereka mengganggap Yeti menyerupai hewan liar yang patut ditakuti.
Mengenal Yeti, Mahkluk Misterius di Pegunungan HimalayaSosok Yeti di film karya Frank Kramer (Keystone/Getty Images)


Berbagai ekspedisi, baik oleh para peneliti maupun para pendaki pun dilakukan untuk mencari eksistensi dan mengambarkan eksistensi Yeti. Tahun 1921, seorang penjelajah Inggris berjulukan Charles Howard-Bury menciptakan gempar dunia atas penemuannya: menemukan jejak kaki Yeti.

Jejak kaki yang ditemukan Charles bentuknya bukan menyerupai jejak kaki manusia. Charles bahkan menyebut Yeti sebagai manusia-kera. Setelah inovasi Charles ini, banyak pendaki lain yang ingin 'berburu' sosok Yeti.

Kali ini giliran Eric Shipton, pendaki asal Inggris yang berhasil memotret jejak kaki raksasa di atas salju yang bentuknya bukan menyerupai telapak kaki insan di tahun 1951. Satu per satu pendaki mengklaim mereka punya bukti soal Yeti.

Tapi ada juga pendaki yang skeptis soal Yeti. Salah satunya yakni seorang pendaki berjulukan Reinholed Messner. Messner dengan tegas menyatakan tidak percaya perihal Yeti.

"Yeti bersama-sama yakni beruang. Semua jejak kakinya yakni jejak kaki beruang. Yeti memang nyata, tapi ia itu beruang," tegasnya.

Mengenal Yeti, Mahkluk Misterius di Pegunungan HimalayaJejak kaki Yeti (Getty Images)

Tim peneliti dari Universitas Oxford di bawah pimpinan Profesor Bryan Sykes pun mendukung pernyataan itu. Mereka melaksanakan uji DNA atas sampel kulit dan tengkorak yang diyakini sebagai Yeti. Hasilnya sudah dapat eksklusif diketahui, kalau Yeti bersama-sama yakni persilangan antara beruang kutub dan beruang cokelat.

"Yeti merupakan makhluk persilangan antara beruang kutub dan beruang coklat. Saya yakin Yeti yakni beruang kutub yang berkeliaran di Himalaya," katanya.

Sampel rambut yang dipercaya milik Yeti, cocok dengan sampel rambut beruang kutub yang berkeliaran di Bumi sekitar 40.000 tahun yang lalu. Menurut Sykes, Yeti merupakan keturunan dari nenek moyang beruang kutub. Hasil yang menarik, alasannya benar-benar tak terduga.

Bisa jadi Yeti merupakan sub spesies dari beruang coklat Himalaya, yang merupakan nenek moyang dari beruang kutub. Yeti dapat juga lahir dari hasil hibridisasi gres dari beruang coklat dan keturunan dari beruang kutub kuno.

Messner menambahkan, bersama-sama cerita-cerita soal Yeti ini termasuk kearifan lokal yang punya tujuan baik. Agar masyarakat tidak nekat berjalan sendirian di Pegunungan Himalaya. Bukannya kenapa-kenapa, tetapi demi keamanan dan keselamatan diri sendiri.

Seperti kita tahu, Pegunungan Himalaya punya cuaca yang cuek ekstrem. Akan lebih baik jikalau kita melaksanakan penjelajahan ditemani pemandu yang sudah paham betul dengan kondisi daerah tersebut.

Sumber detik.com

0/Post a Comment/Comments

Lebih baru Lebih lama
Ads1
Ads2