Milenial Yakni Generasi Pendorong Perubahan Tren Pariwisata

Foto: (Thinkstock)

Jakarta - Tren pariwisata selalu berubah setiap waktu. Berbagai faktor pun mempengaruhi, salah satunya yaitu generasi yang selalu dibicarkan, Milenial.

Milenial lagi, milenial lagi. Generasi ini menyerupai tidak henti-hentinya menjadi topik pembicaraan di mana pun. Namun, ternyata pengaruhnya cukup besar terhadap sebuah perkembangan pariwisata.

Seperti dalam rilis yang diterima detikcom dari OYO, Senin (29/4/2019) Menurut data dari Badan Pusat Statistik (BPS) yang dikutip dalam laporan Indonesia Millennial Report 20191, generasi milenial diproyeksi akan menjadi generasi yang mendominasi struktur demografi Indonesia.

Jumlah data menyebutkan, bawa dari total populasi di Indonesia ketika ini, sekitar 179,1 juta orang (67,6%) merupakan kelompok usia produktif (14-64 tahun), dan 24% dari kelompok itu atau sekitar 63,4 juta orang merupakan generasi milenial yang berusia 20-35 tahun.

Dari jumlah populasi tersebut, generasi Milenial ternyata mengatakan dampak signifikan bagi industri pariwisata khususnya perhotelan. Hal ini didukung alasannya yaitu mereka merupakan generasi yang erat dengan teknologi. Kedekatan dengan gawai contohnya, yang memudahkan saluran informasi.

Milenial merupakan satu-satunya generasi yang disebut 'digitally native', atau sangat familiar dengan gawai dan teknologi. Saat mereka plesiran, umunya jadi hal wajib untuk membagikan pengalaman di media sosial.

Meskipun (pada kenyataanya) generasi di atas milenial pun juga ikut-ikutan. Foto dan membuatkan menjadi hal wajib ketika berwisata. Namun, platform atau media yang dipakai umumnya berbeda.

Layanan finansial Allianz, pada tahun 2017 pun juga pernah melaksanakan survei yang menghasilkan data bahwa milenial nyatanya hanya mempunyai waktu liburan lebih sedikit dibandingkan generasi sebelumnya. Rata-rata, hanya 12 hari saja.

Namun, alasannya yaitu kedekatannya dengan teknologi, milenial seperti bisa 'menyulap' waktu singkat tersebut. Mereka bisa menciptakan perjalanan wisata yang efisien dan efektif melalui kedekatan teknologi. Mulai dari membeli transportasi, mengatur acara perjalanan hingga akomodasi.

BACA JUGA: Milenial, Sosial Media & Traveling (Masih) Tidak Bisa Dijauhkan

Pelan-pelan, industri hotel juga menyediakan fasilitas untuk mengakomodasi kebutuhan wisata yang cepat dan gampang diakses. OYO pun juga mengatakan fasilitas ini seiring perkembangan tren.

"Teknologi merupakan salah satu keunggulan yang membedakan OYO dengan jaringan hotel sejenis. Kami sangat siap menyambut konsumen milenial, khususnya mereka yang melek teknologi. Selain mengatakan solusi bagi konsumen, aplikasi OYO dirancang untuk mempermudah acara operasional sehari-hari pemilik properti. Lebih dari itu, teknologi ini juga mendukung kapabilitas perusahaan sehingga memungkinkan bagi OYO menambah lebih dari 64 ribu kamar setiap bulannya secara global," ujar Rishabh Gupta, Country Head OYO Hotels Indonesia.

Begitupun dengan sejumlah perubahan sifat atau sikap wisata. Dahulu, mungkin orang akan pergi ke distributor wisata konvensional atau hanya sekadar mengambil informasi melalui spanduk, banner dan media promosi non-digital.

Seiring berjalannya waktu, hal ini diselaraskan oleh para pelaku industri wisata yang berbasis digital. Traveler bisa lihat banyak sekali perkembangan Online Travel Agent, atau tubuh pariwisata yang mempromosikan tempatnya melalui media sosial.

Pilihan wisata melalui teknologi pun juga bisa memudahkan dari banyak sekali sisi. Dari mulai melihat harga termurah, akses, hingga memesan transportasi, fasilitas dan atraksi.

Tentunya, meski hal ini dipengaruhi oleh milenial, nyatanya generasi lain pun juga terbantu dengan kemajuan teknologi di industri pariwisata. Bagaimana menurutmu?


Simak Juga 'Ini Tiga Destinasi Wisata Terpopuler di Indonesia':

[Gambas:Video 20detik]


Sumber detik.com

0/Post a Comment/Comments

Lebih baru Lebih lama
Ads1
Ads2