Henderson - Henderson, pulau di Samudera Pasifik yang jauh dari mana-mana. Namun sayangnya, pulau ini ternoda sampah plastik dari mana-mana.
ABC Australia pernah mengulas wacana Pulau Henderson ini. Dirangkum detikcom, Senin (22/4/2019) Pulau Henderson berada di antara Selandia Baru dan Chile. Pulaunya mempunyai panjang 96 kilometer dan lebar 51 kilometer. Radius 5.000 km dari pulaunya, tidak ada satu orang pun di sana.
Di tahun 1988, UNESCO menetapkan Pulau Henderson sebagai Situs Warisan Dunia. Para peneliti menilai, pulau ini dulunya yakni atol di bawah maritim yang terangkat menjadi daratan. Pulaunya hanya dihuni beberapa jenis burung dan tumbuhan endemik.
 Pulau Henderson yang sejatinya indah (Google Maps) |
Pencemaran Sampah Plastik
Dr Jennifer Lavers, seorang peneliti dari Australia pernah melaksanakan riset ke sana. Ditemukanlah hasil yang begitu menyayat hati. Pulau tak berpenghuni yang manis jelita, ternoda oleh sampah plastik yang jumlahnya tak main-main.
"Saya beruntung dalam karier aku sebagai ilmuwan sanggup pergi ke beberapa pulau terpencil di dunia, namun situasi di Pulau Henderson benar-benar sangat mengkhawatirkan. Kepadatan plastik paling tinggi yang pernah aku lihat sepanjang karir saya," ujarnya.
Tercatat, Pulau Henderson dipenuhi sekitar 37,7 juta serpihan sampah dengan berat total mencapai 17,6 ton!
 Sampah-sampah plastik di Pulau Henderson (ABC Australia) |
Sebagian besar sampah-sampah plastik yang ditemukan di pantai yakni barang-barang rumah tangga sehari-hari menyerupai korek api, pisau cukur plastik, sikat gigi, sendok plastik yang dipakai dalam deterjen atau formula bayi, dan mainan bayi. Sedih!
BACA JUGA: Hari Bumi Bukan Sekadar Ucapan Selamat
Untuk mengetahui berapa banyak serpihan di pulau terpencil tersebut, Dr Lavers yang juga pakar biologi konservasi di Institute for Marine and Antartic Studies dari University of Tasmania dan Dr Alexander Bond dari Centre for Conservation di Inggris, mensurvei pantai utara dan timur dari pulau ini selama tiga bulan di tahun 2015. Hasilnya, Ada 671,6 sampah-sampah per meter persegi di permukaan pantai, dengan sekitar 68 persen serpihan tertutup pasir kurang dari 10 sentimeter.
 Sampah plastik membunuh hewan-hewan di Pulau Henderson (Dr Jennifer Lavers/ABC Australia) |
Polusi plastik merupakan bahaya utama bagi spesies laut, kata Dr Lavers. Sebuah studi yang dirilis dalam dua bulan terakhir menawarkan sekitar 1.200 spesies terkena dampak buruknya. Di Pulau Henderson, sampah tersebut menghalangi penyu yang mencoba masuk ke pantai dan mengurangi jumlah penyu yang bertelur. Sampah-sampah ini juga mempengaruhi dua spesies burung laut.
"Ini bukanlah sampah dari kapal-kapal. Mayoritas sampah-sampahnya sepertinya berasal dari tanah awalnya, lalu masuk tempat laut. Ini benar-benar tergantung kita untuk sanggup menciptakan perbedaan dan mengurangi seruan produk plastik," papar Dr Lavers.
 Sampah-sampah yang menggunung (Dr Jennifer Lavers/ABC Australia) |
Sampah-sampah di Pulau Henderson berasal dari daratan Amerika Latin, AS sampai Asia. Sampah-sampah yang dibuang begitu saja ke maritim dan mereka yang buang dipikirnya itu sampah akan hilang. Padahal, sampah dari merekalah yang sungguh biadab menciptakan pulau-pulau lain (seperti Pulau henderson ini) jadi tercemar. Alamnya rusak, hewan-hewannya mati.
Apakah tidak cukup Pulau Henderson ini jadi bukti? Supaya kita, tidak lagi membuang sampah sembarangan.
Simak Juga 'Bukti Plastik Sulit Terurai! Sampah Plastik Mie Instan Berumur 19 Tahun':
Sumber detik.com
Posting Komentar