Di Lembaga Gastronomi Dunia, Indonesia Pamer Potensi Ubud

Foto: Kemenpar

Jakarta - Indonesia menarik perhatian di 5th UNWTO World Forum on Gastronomy Tourism lantaran tampil sebagai pembicara melalui Ketua Tim Percepatan Pengembangan Wisata Belanja dan Kuliner Kemenpar. Selain itu, menerima antusiasme dari para penerima berkat destinasi gastronomi, Ubud, Provinsi Bali.

"Mereka ingin tahu. Bagaimana Ubud sebagai sebuah destinasi gastronomi, mempunyai ekosistem lengkap. Tetapi juga saling menguatkan antara insan dan alam. Hal ini sesuai filosofi kehidupan Bali Tri Hita Karana. Bagian ini yang menjadi perhatian para partisipan yang hadir terutama para pakar pariwisata dan profesor universitas dari negara negara yang maju di bidang gastronomi dan industri kuliner serta restoran," papar Vita dalam keterangan tertulis, Rabu (8/5/2019).


Menurut Vita, event ini menjadi ajang menyebarkan praktek terbaik dalam promosi wisata gastronomi melalui kekuatan komunitas lokal. Ubud sebagai destinasi wisata gastronomi yang sedang di promosikan, menjadi destinasi berstandar global menjadi topik yang dipaparkan oleh Vita. Hasilnya para penerima antusias ingin mengetahui wacana Ubud.


Dijelaskan Vita, hal lain yang menjadi perhatian ialah perjuangan Indonesia dalam menangani gosip plastik dan pengelolaan sisa makanan. Khususnya di Bali. Karena, Gubernur Bali dan Wali Kota Denpasar sudah mulai menerapkan pembatasan penggunaan tas plastik.

Selain itu, konsep hijau pada makanan-makanan sehat serta memperkuat pembangunan yang berkelanjutan.

Vita yang juga pendiri Indonesia Gastronomi Network lebih lanjut menyampaikan pentingnya Indonesia membuka potensi gastronomi ini ke dunia.

"Kita ekspose ke dunia wacana kekuatan aset gastronomi kita melalui lembaga forum Internasional. Sementara para pemilik destinasi, kita dorong untuk mengembangkan produknya serta memperkuat 3A (Akses, Amenitas dan Atraksi). Dan tentunya serius membenahi faktor penting dalam masakan kebersihan dan kesehatan kuliner yang disajikan, termasuk tempatnya. Hal ini bisa dilakukan dengan kolaborasi lintas Kementerian dalam hal ini Kemenkes," papar Vita.

Di tempat terpisah, Deputi Pengembangan Destinasi Pariwisata Kementerian Pariwisata Dadang Rizki Ratman menyampaikan pembangunan destinasi berkelanjutan harus dilakukan melalui perencanaan yang matang oleh pemerintah daerah.

Itu sebabnya Kemenpar mengirim tim yang sempurna dan harus kembali membawa lesson learning untuk dibagikan keseluruh pimpinan tempat sebagai pemilik destinasi.

"Jika beberapa negara masih sibuk mencari potensi gastronomi di destinasinya, Indonesia dilimpahkan kekayaan budaya, keberagaman lokal produk, dan resep traditional. Serta, tata cara makan yang menjadi daya tarik wisata gastronomi. Tinggal para CEO tempat yang menentukan. Apakah mereka mau mengakibatkan masakan khususnya gastronomi menjadi atraksi unggulan," terang Dadang.

Sementara Menteri Pariwisata Arief Yahya menegaskan Ubud menjadi prototipe sekaligus pilot project bagi pengembangan destinasi destinasi gastronomi Indonesia lainnya. Standar yang digunakan harus global, baik manajemennya maupun SDM-nya. Dengan demikian, akan bisa bersaing merebut pasar wisatawan minta khusus ini.

"Kemenpar akan bekerja dengan destinasi yang mempunyai pemimpin yang berkomitmen tinggi, biar kesannya menjadi optimal. Dan Indonesia bisa menaikan kunjungan wisman secara konsisten salah satunya melalui wisata gastronomi," ujarnya.

5th UNWTO World Forum on Gastronomy Tourism berlangsung 2 dan 3 Mei di San Sebastian Spanyol. Forum Gastronomi ini sangat bergengsi di dunia lantaran dihadiri oleh penerima dari 80 negara ini.

UNWTO Gastronomy Forum menunjukkan beberapa catatan yang penting untuk wisata gastronomi Indonesia, yaitu destinasi administrasi termasuk sumber daya manusia, regulasi yang mendukung pencapaian SDGs 2030, perlindungan terhadap kearifan lokal; pemberdayaan masyarakat lokal.

Sumber detik.com

0/Post a Comment/Comments

Lebih baru Lebih lama
Ads1
Ads2