Tren Liburan Palsu Keliling Dunia

Foto liburan palsu (Fake a Vacation)

Jakarta - Pergi liburan kemudian mengunggahnya di media umum memang jadi tren terkini. Tapi, bila liburannya ternyata palsu... bagaimana?

Memang sih, motif pergi liburan kembali ke individu masing-masing. Namun, ada tren yang mungkin dapat bikin kau galau bahkan geleng-geleng kepala. Ada saja, orang yang meniru liburan dan menyewa jasa mengedit foto di destinasi wisata ternama.

Inilah Fake A Vacation sebuah layanan jasa bagi orang-orang yang menginginkan foto liburan di daerah ternama tanpa harus pergi ke sana. Bahkan, menjadi sebuah tren.

Dikumpulkan detikcom dari banyak sekali sumber, Jumat (26/4/2019) Fake A Vacation benar-benar memperlihatkan 'paket liburan'. Di situs resminya, ada paket custom (memilih daerah sendiri), Disneyland, Grand Canyon, Hawaii sampai Las Vegas.

Caranya bersama-sama cukup mudah. Konsumen hanya perlu menentukan tempat, kemudian provider akan mengedit foto sehalus mungkin sehingga terlihat nyata. Harga dari 'paket' pun bervariasi.

Las Vegas misalnya, dijual USD 19,99 atau setara dengan Rp 267 ribu, Hawaii USD 29 (Rp 367 ribu). Kisaran harganya pun mulai dari USD 19-79 (Rp 267-1,1 juta).

Tentunya, tren menyerupai ini pun jadi polemik. News Australia memberitakan bahwa sebuah studi dari Jetcost, situs perbandingan harga penerbangan menyampaikan 18% dari 4.000 orang Amerika di atas 18 tahun berselingkuh dari pasangannya untuk mendapat liburan mencolok. 10 persen di antaranya berusaha keras mengunggah foto palsu di media sosial.

Alasannya pun bersama-sama dapat ditebak. Yakni mereka merasa aib dan ingin menciptakan orang lain terkesan, menyerupai orangtua, teman atau rekan dan kerabat. Ada juga yang ingin menciptakan orang lain merasa iri, atau destinasi yang diinginkan terlalu mahal.

BACA JUGA: Ini Lho 10 Sifat Unik Turis Indonesia

Selain ada saja orang-orang yang menggunakan jasa ini, ada juga orang yang menggunakan Fake A Vacation untuk berbuat prank atau iseng semata. Sejumlah influencer AS di Instagram pun banyak yang mencobanya.

Reaksinya pun berbeda-beda. Ada orang yang terkejut, ada juga orang yang menjustifikasi pengguna jasa ini. Ada juga sebagian orang yang menganggap sejumlah influencer yang sungguhan pergi meniru foto liburannya alasannya ialah jasa ini.

Nah, bila berdasarkan traveler, bagaimana wacana jasa dan tren ini?

Sumber detik.com

0/Post a Comment/Comments

Lebih baru Lebih lama
Ads1
Ads2