Phajaan: Tradisi Kejam Menyiksa Gajah

Foto: Ilustrasi (Dok REUTERS/Dinuka Liyanawatte)

Jakarta - Kamu pernah naik gajah? Hewan ini biasa dipakai jadi atraksi di tempat wisata. Di balik itu, ada sebuah ritual kejam yang dilalui gajah.

Bertubuh besar, bertelinga lebar dan mempunyai gading, inilah gajah. Dalam industri pariwisata, gajah diberi label sebagai makhluk besar yang lembut dan menyenangkan.

Betul, gajah memang makhluk berhati lembut yang pantang untuk disakiti. Gajah mempunyai daya ingat yang begitu hebat, bahkan akan diturunkan ke anak-cucu mereka. Hal lembut lainnya dapat terlihat dari gestur mereka ketika berjalan.

Tapi tahukan traveler jika di balik kelembutan gajah di kebun binatang atau sirkus, ada perjalanan yang begitu kejam yang harus mereka hadapi. Di Thailand, ada sebuah ritual untuk menghancurkan jiwa gajah liar menjadi penurut. Namanya Phajaan, ibarat yang kumpulkan detikTravel dari banyak sekali sumber, Kamis (17/4/2019).

Dalam bahasa Thailand, Phajaan mempunyai arti 'to crush' atau menghancurkan. Prosesinya diawali dengan penculikan bayi gajah dari hutan. Para pemburu akan membawa lari bayi gajah dari induknya.



Setelah diculik, bayi tersebut akan mulai menjalani prosesi Phajaan. Prosesi ini berupa siksaan untuk menghancurkan jiwa liar gajah. Gajah akan dipukuli dengan banyak sekali alat dan dipaksa untuk menuruti perintah.

Kalau tidak nurut bagaimana? Tentu saja akan terus disiksa. Kaki yang dirantai, dicambuk hingga berdarah dan tidak diberi makan ialah siksaan yang harus dialami oleh gajah.

Setelah dapat mengikuti perintah manusia, gajah juga tak lepas dari siksaan. Contohnya, ketika dinaiki wisatawan, kepala gajah akan di pukul-pukul oleh pawang. Ini ibarat memberi tanda bahwa gajah harus menuruti semua perintah pawang.

Walaupun berbadan besar, banyak yang tidak tahu bahwa struktur tulang gajah tidak untuk ditunggangi. Seekor gajah dipaksa untuk membawa dingklik kayu dengan 2-3 orang di badannya. Sungguh ironi.

BACA JUGA: Lautan Darah Lumba-lumba yang Menyayat Hati

Praktek Phajaan tampaknya tidak jauh beda dengan cara menjinakkan gajah dibelahan dunia mana pun. Walau bukan jadi binatang peliharaan, namun gajah dijinakkan untuk membantu pekerjaan insan semenjak jaman dahulu kala.

Padahal gajah seharusnya berada di alam liar. Mereka membantu menjaga ekositem hutan dan kesimbangan alam. Tapi kini, mereka ada di sirkus dan kebun binatang untuk melaksanakan pertunjukkan. Menggambar, naik ke kursi, melaksanakan akrobat dan menjadi tunggangan ialah atraksi-atraksi yang sering jumpai.

Kembali lagi kepada memori gajah yang kuat. Gajah akan merekam dengan terang semua siksaan yang dilakukan terhadap mereka. Bahkan gajah akan terus mengingat wajah orang-orang yang menyiksa mereka ketika proses penjinakan.

Saat ini sudah banyak pihak yang memperlihatkan sumbangan pada pembebasan gajah dari kebun binatang dan sirkus. Salah satunya ialah kebun binatang di Perth yang tidak lagi memelihara gajah.

India pun turut menyuarakan kepeduliannya dengan mendirikan rumah sakit gajah pertama dunia. Kalau menurutmu, bagaimana traveler?

Sumber detik.com

0/Post a Comment/Comments

Lebih baru Lebih lama
Ads1
Ads2